Contoh Artikel Pendidikan 3
Contoh Artikel Pendidikan 3
Contoh Artikel Pendidikan Bahasa Indonesia - bosmeal.com
Gambar Contoh Artikel Ilmiah Pendidikan
Contoh artikel ilmiah pendidikan merupakan contoh kedua setelah kesehatan. Artikel ilmiah pendidikan merupakan artikel yang berisi tentang pendidikan. Pendidikan ini bisa pendidikan formal maupun pendidikan non formal.
Artikel ilmiah pendidikan biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Isi dari artikel membahas seputar dunia pendidikan, baik itu pengajaran, belajar mengajar, atau juga materi yang dapat dibuat dan diambil makna pembelajaran itu.
Menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan lengkap.
Mempunyai dampak yang besar terhadap pendidikan karena memiliki manfaat dan pelajaran-pelajaran untuk dunia pendidikan.
Berikut ini merupakan contoh artikel ilmiah pendidikan
Pentinganya Pendidikan Karakter dalam Dunia Pendidikan
Dimas Setiawan
ABSTRAK
Pendidikan karakter bukan hanya diajarkan ketika di sekolah, tetapi juga perlu diajarkan lebih jauh ketika berada di rumah serta lingkungan sosial masyarakat.
Dewasa ini pendidikan karakter sangat dibutuhkan bukan saja untuk anak-anak serta remaja, tetapi orang dewasa.
Pendidikan karakter sangat mutlak dibutuhkan untuk membangun kelangsungan hidup bangsa. Tidak ada yang bisa memprediksi kompetisi seperti apa kedepannya.
Hal ini jelas akan menjadi beban yang berat bukan hanya kepada orang tua, tetapi juga para pendidikan di sekolah.
Semakin meluasnya akses ke berbagai dunia akan membuat anak-anak akan menghadapi berbagai persaingan dengan rekan-rekan seperjuangannya di berbagai dunia.
Ketika memasuki dunia kerja, persaingan akan semakin terasa dan jika tanpa adanya karakter pribadi yang baik akan bisa membuatnya diberhentikan dalam pekerjaan.
Sebagai sumber daya manusia yang baik, bukan hanya kecerdasan otak yang diutamakan, tetapi juga membutuhkan karakter individu yang baik.
Untuk itu dibutuhkan pendidikan karakter secara menyeluruh sejak dari rumah hingga masyarakat.
Kata Kunci : pendidikan karakter , bidang pendidikan
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di dalam prioritas pembangunan nasional yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005 – 2025 (UU No. 17 Tahun 2007) diantaranya adalah mewujudkan masyarakat yang memiliki akhlak mulia, moral, etika, budaya, dan juga memiliki tata krama berdasarkan falsafah Pancasila.
Salah satu cara agar tujuan terwujudnya masyarakat yang demikian adalah dengan cara memperkuat jatidiri dan karakter bangsa melalui pendidikan.
Pendidikan ini bukan hanya di bangku sekolah, tetapi mulai dari keluarga sampai masyarakat.
Upaya untuk menerapkan pendidikan karakter adalah agar warga negara Indonesia selalu bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara kerukunan internal dan antar umat beragama, melaksanakan interaksi antarbudaya, mengembangkan modal sosial.
Kemudian agar warga negara Indonesia menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa, dan memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dalam rangka memantapkan landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa.
Di dalam pendidikan nasional memiliki fungsi untuk selalu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini juga dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan karakter sebagai pendidikan nasional memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik.
Sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
PEMBAHASAN
Makna Pendidikan Karakter
Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting di dunia. Orang-orang perlu belajar dengan giat dan mempelajari segala sesuatu dalam dunia pendidikan agar dapat membangun negaranya menjadi negara yang maju.
Pada masa sekarang, memang tidak dapat dipungkiri jika gelar pendidikan yang kita punya akan menentukan segala jenis pekerjaan kita.
Akan tetapi, gelar akademik saja tidak akan cukup, perlu juga membangun karakter yang baik. Dengan karakter pribadi yang baik, maka gelar akademik yang sudah kita miliki menjadi daya tawar tersendiri bagi banyak orang.
Sementara itu, proses pendidikan sendiri masih banyak mengejar aspek kognitifnya daripada aspek psikomotoriknya.
Masih banyak pendidik atau guru yang mengajar di sekolah hanya menjadikan kegiatan belajar mengajar menjadi suatu formalitas pekerjaan saja.
Proses belajar mengajar ini lebih terlihat pada sisi formalitas belaka tanpa melihat karakter masing-masing anak.
Menemukan guru-guru yang mengajarkan bagaimana menjadi seorang yang baik, etika-etika serta mendidik karakter anak masih sangat jarang ditemukan.
Bagi banyak orang, guru merupakan sebuah pekerjaan tanpa dibarengi tanggung jawab mendidik karakter anak.
Di dalam buku tentang Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences), Daniel Goleman menjelaskan kepada kita bahwa kecerdasan emosional dan sosial sangat diperlukan dalam menjalani kehidupan.
Kebutuhan menggunakan kecerdasan emosional dan sosial mencapai 80%.
Berbeda dengan kecerdasan intelektual. Di Sekolah, kecerdasan intelektual menjadi hal yang sangat utama dibandingkan dengan kecerdasan emosional dan sosial.
Sementara itu, kecerdasan intelektual dalam kehidupan hanya mencapai 20% saja. Sangat jauh daripada kecerdasan emosional dan sosial.
Dari sinilah pendidikan karakter sangat diperlukan agar peradaban bangsa menjadi lebih baik dan beradab. Jangan sampai bangsa kita diisi oleh orang-orang tanpa adab dan biadab.
Ada banyak pilar-pilar karakter yang harus ditanamkan pada peserta didik, terutama anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. Salah satu pilar karakter yang harus ditanamkan pada anak adalah kejujuran.
Kejujuran perlu dilatih dan diajarkan sejak dini, bukan hanya pada anak, tetapi juga bagi kita semua. Kejujuran merupakan benteng atau pondasi diri kita dari semuanya.
Selain kejujuran, masih ada pilar karakter lain yang harus diajarkan kepada murid-murid, yakti perilaku keadilan. Dewasa ini, perilaku keadilan semakin dipertanyakan.
Ada berbagai macam kasus di negeri ini yang tidak berpihak pada keadilan. sering kali kasus yang ada selalu berat sebelah dalam penyikapan.
Selain keadilan, masih ada pilar-pilar karakter lain yang harus diajarkan pada anak. Karakter tersebut merupakan rasa hormat.
Dengan adanya rasa hormat, anak-anak dan juga kita akan lebih menghormati dan dan menghargai orang lain.
Bukan hanya sifat egois yang dikedepankan. Sebagai contoh, anak-anak akan menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda, bukan malah menindasnya.
KESIMPULAN
Dengan adanya pilar-pilar karakter tersebut, anak-anak akan saling menghargai setiap ide dan juga tepat dalam mengambil keputusan.
Pendidikan karakter jika diterapkan lebih dalam akan membuat anak-anak menjadi pribadi yang lebih baik. Pribadi yang baik ini tentunya juga harus mendapat dukungan, baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Hal ini karena pendidikan bukan hanya tanggung jawab guru saja, tetapi tanggung jawab kita bersama untuk mendidik generasi yang lebih baik.
Posting Komentar untuk "Contoh Artikel Pendidikan 3"