Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

BUKAN KARENA MAIN DIKEBUN

BUKAN KARENA MAIN DIKEBUN

Source : komentarmu.com


Zahra menggeliat gelisah. la tidak bisa tidur. Ruang tengah masih terang.Tandanya Aira adiknya masih minta digendong Ibu.

Sejak kemarin Aira demam. Ibu sudah memberinya obat.Tadi pagi demamnya sudah turun, tetapi sore naik lagi. Bahkan, muncul bentol-bentol merah di tangan dan kakinya. Aira juga tidak mau makan. Di mulutnya ada bintik-bintik merah seperti sariawan.

Kasihan Aira.

Zahra jadi merasa bersalah. Siang sebelum demam, Aira ikut bermain di kebun bersamanya. Janganjangan bentol merah itu karena Aira terkena bulu ulat atau gigitan serangga.

“Ibu, Aira masih demam, ya?” Zahra mendekati Ibu di ruang tengah.

“Iya. Kok, Zahra belum tidur?”

 “Bentolnya masih ada?”tanya Zahra lagi.

 “Ini tambah banyak.Tapi, hanya di kaki, tangan, dan mulut,”jawab Ibu.

“Zahra temani Ibu jaga Aira, ya?” Zahra menawarkan diri. la tidak tega melihat Ibu terlihat Ielah.

“Tidak usah. Zahra tidur raja. Besok, kan, sekolah,” kata Ibu.

Terdengar Aira merintih. Ibu sibuk menenangkannya. Zahra jadi iba.

 “Sudah, tidur sana. Jangan sampai Zahra ikut sakit,”kata Ibu tegas.

 Zahra pun beranjak menuju kamarnya.

“Bu, apa bentol Aira karena bulu ulat atau digigit serangga?”tanya Zahra dari pintu kamar.

“Hmm.. Mungkin juga.”

 “Maafkan Zahra, ya, Bu. Kemarin Zahra ajak Aira main di kebun.”

 Ibu tersenyum.

 “Sudahlah. Tidak apa-apa. Sudah bagus Zahra membantu Ibu mengasuh Aira. Sekarang Zahra tidur, ya!”

 Zahra menutup pintu kamar, lalu berusaha tidur.

“Lit, mama kamu dokter, kan?” tanya Zahra pada Lita sahabatnya, saat jam istirahat.

“Iya. Ada apa, Ra?”

 “Adikku sakit. Demam, terus muncul bentol-bentol merah. Tapi, hanya di kaki, tangan, sama mulutnya.”

 “Sudah ke dokter belum?”

“Pagi ini Ibu bawa ke dokter. Aku ingin ikut. Aku ingin tahu Aira sakit apa. Tapi, aku, kan, sekolah,” keluh Zahra.

“Demam, terus muncul bentol merah?”Lita memperjelas.

“Iya. Mmm…Sebenarnya, sebelum demam, Aira main sama aku di kebun. Apa mungkin terkena bulu ulat atau gigitan serangga, ya? Apa hewan bisa menYebabkan demam?”

“Mama pernah bilang, demam itu bisa karena virus atau infeksi bakteri. Mungkin saja, virusnya ada di hewan. Virus kan, kecil banget, dan ada di mana-mana ‘’ Lita ikut menduga-duga.

 “Aku jadi merasa bersalah, Lit. Harusnya jangan kubawa main di kebun.”

 Mereka terdiam

 “Nanti, pulang sekolah aku telepon Mama, ya. Aku tanyakan penyakit Aira,” kata Lita.

Zahra mengangguk, tersenyum. Lita memang sahabat yang baik.

Pulang sekolah, Lita mengambil ponsel yang dititipkan pada Bu Inge, wall kelas mereka.

“Bentar, aku tanya Mama, ya!”

 Zahra menunggu beberapa saat, sampai Lita menutup teleponnya.

“Kata Mama, kemungkinan Aira terkena penyakit kaki, tangan, dan mulut. Kadang orang menyebutnya penyakit flu singapura “ kata Lita.

Zahra jadi cemas. “Aduh, jangan-jangan bahaya kayak flu burung?’

 “Tenang, enggak apa-apa. Kata Mama, kamu juga harus jaga kesehatan. Penyakit karena virus kan mudah menular,” hibur Lita.

 Ayo pulang! ajak Lita.

 Sampai di rumah, Zahra segera mencari Ibu dan Aira di kamar. la tak sabar melihat kondisi Aira dan menanyakan hasil periksa ke dokter.

 Aira sedang tidur. Bulir-bulir keringat menetes di wajahnya. Zahra mengambil handuk kecil dan mengelap wajah Aira. zahra melihat bentol-bentol di tangan dan kaki Aira sudah tampak berkurang.

Oh, syukurlah. Zahra menarik napas lega.

“Sudah pulang?” Ibu sudah berada di pinto kamar.

“Makan dulu sana. Sudah Ibu siapkan.  Ayo, Ibu juga mau makan. Mumpung Aira masih tidur,” ajaknya.

Zahra beranjak dari tempat tidur. la sudah sedikit lega melihat Aira yang membaik. Kata Ibu, benar Aira terkena penyakit kaki, tangan, dan mulut atau HFMD (hand, footand mouth disease).

Gejalanya sangat khas, demam diikuti munculnya bintik-bintik merah pada kaki, tangan, dan mulut. Biasanya memang menyerang bayi dan balita karena daya tahan tubuhnya masih lemah.

“Jadi, bukan karena main di kebun ya, Bu?”

“Bukan. Entah tertular dari mana, yang jelas Zahra harus bantu Ibu biar Aira cepat sembuh, ya!”

 “Siap, Bur Zahra tersenyum. la makan dengan lahap.

 Sore harinya, Zahra sibuk membantu Ibu merawat Aira. Untuk sementara, Aira harus makan bubur karena mulutnya sakit. Mandinya pun harus dengan cairan antiseptik agar bentolnya cepat hilang. Syukurlah, malam harinya aira sudah mulai ceria.

“Kak Yaya, besok main di kebun lagi, ya! Aya suka!” kata Aira. Zahra tersenyum senang. Cepat sembuh ya, Aira!

 

Posting Komentar untuk "BUKAN KARENA MAIN DIKEBUN"