Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Contoh Latar Belakang Karya Ilmiah

Contoh Latar Belakang Karya Ilmiah 

Source : penerbitdeepublish.com


Latar Belakang


Secara umum sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat secara keseluruhan, yakni hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, baik formal maupun material, baik statis maupun dinamis. Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Sosiologi merupakan ilmu umum artinya sosiologi mempelajari gejala umum yang ada pada setiap interaksi manusia, bukan mempelajari ilmu dengan gejala khusus. Maka dari itu sosiologi mencakup segala aspek dalam kehidupan manusia, karena manusia adalah makhluk sosial yang hidup bermasyarakat dan selalu melakukan interaksi dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam penelitian ini peneliti melihat dari sudut pandang sosiologi pendidikan.


Menurut Dr. Ellwood, “sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang proses belajar dan mempelajari antara orang yang satu dengan orang yang lain”1


Manusia dalam kehidupannya selalu mengalami proses belajar dan mempelajari sesuatu. Di dalam proses tersebut setiap orang mempelajari orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka dari itu sosiologi pendidikan tidak lepas dari hubungan antara individu sebagai aktor yang mempelajari lingkungan sosialnya.


Dalam studi sosiologi pendidikan yang memadai mencakup pengertian individu dan lingkungan sosialnya, dimana individu dan lingkungan sosialnya tadi tidaklah berdiri sendiri-sendiri, tetapi terjalinlah hubungan timbal balik antara keduanya. Tingkah laku individu dari semenjak lahir sampai meninggal dunia adalah terus-menerus dikondisikan oleh kebudayaan masyarakat, maka sosiologi pendidikan tidak hanya bersasaran khusus kepada lembaga-lembaga atau medan pendidikan yang formal seperti sekolah tetapi harus meliputi juga lembaga-lembaga yang lain misalnya keluarga, kelompok permainan, lembaga-lembaga agama dan media-media lain.


Sasaran utama di dalam sosiologi pendidikan adalah peserta didik dan lingkungan sosialnya. Lingkungan sosial tersebut dapat mempengaruhi peserta didik dalam proses belajar. Tidak hanya itu sosiologi pendidikan juga bersasaran pada lembaga-lembaga, baik lembaga formal seperti sekolah atau lembaga non formal seperti keluarga dan lain-lain.


Sosiologi pendidikan lebih mengutamakan pembahasan pendidikan karakter dari sisi sosialisasi peserta didik sebagai individu (self) dalam hubungannya dengan masyarakat (society), termasuk nilai-nilai bersama yang dibangun dalam hubungan itu. 


Ahli-ahli pendidikan mengatakan bahwa sosiologi pendidikan tidak hanya berhubungan dengan tujuan-tujuan pendidikan, kurikulum, metode dan pengukuran, tetapi juga berhubungan dengan sekolah dan seluruh masyarakat. Salah satu lingkungan sosial dari pada individu si anak ini berhubungan dengan sikap orang tuanya, berhubungan dengan keluarga perbedaan bahasa dan cita-cita. Misalnya orang tua mengingankan agar anaknya melebihi dari pada orang tuanya.


Terdapat beberapa tujuan sosiologi pendidikan, salah satunya yaitu sosiologi pendidikan sebagai analisis proses sosialisasi. Di antara para ahli sosiologi pendidikan ada yang beranggapan bahwa seluruh proses sosiologi anak-anak merupakan pusat perhatian bidang studi ini. Mereka ini mengutamakan proses bagaimana kelompok-kelompok sosial mempengaruhi kelakuan individu.


Pendidikan sudah dimulai semenjak seorang individu pertama kali berinteraksi dengan lingkungan eksternal di luar dirinya, yakni keluarga. Keluarga mempunyai fungsi utama dalam pembentukan pribadi seseorang, keluarga memiliki fungsi pengantar pada masyarakat besar. Sebagai penghubung pribadi dengan struktur sosial yang lebih besar


Keluarga sebagai pengantar pada masyarakat besar berperan untuk mempersiapkan anak agar siap hidup di lingkungan sosial bermasyarakat. Untuk itu setiap keluarga perlu memberikan pendidikan baik pendidikan formal melalui sekolah maupun pendidikan agama.


Keluarga sebagai salah satu dari tri pusat pendidikan bertugas membentuk kebiasaankebiasaan (habit formations) yang positif sebagai fondasi yang kuat dalam pendidikan informal. Dengan pembiasaan tersebut anak-anak akan menngikuti/menyesuaikan diri bersama keteladanan orang tuanya. Orang tua yang tidak otoriter, akan dapat mentoleransi kemauan anak-anaknya. Dengan demikian akan terjadi sosialisasi yang positif dalam keluarga/rumah.


Keluarga sebagai salah satu pusat pendidikan maka keluarga bertugas dalam membentuk karakter yang baik bagi anak. Lingkungan keluarga yang baik maka akan membentuk karakter anak yang baik pula, namun keluarga yang buruk maka akan membentuk karakter yang buruk pula. Orang tua yang berprofesi sebagai pencuri maka tidak menuntut kemungkinan anak tersebut akan menjadi pencuri, karena anak akan melihat segala sesuatu yang dilakukan oleh orang tua. Sedangkan orang tua yang jujur dan peduli dengan pendidikan maka akan mengajarkan kejujuran serta peduli terhadap pendidikan bagi anak.


Di dalam dunia pendidikan peran orang tua sangat penting untuk mendukung minat belajar dan sekolah setiap anak. Karena orang tua adalah agen sosialisasi pertama dan paling penting bagi seorang anak. Dan keluargalah sudah barang tentu yang pertamatama pula menjadi tempat untuk mengadakan sosialisasi kehidupan anak-anak. Ibu, ayah dan saudara-saudaranya serta keluarga-keluarga yang lain adalah orang-orang yang pertama dimana anak-anak mengadakan kontak dan yang pertama dimana anakanak itu sebagaimana dia hidup dengan orang lain.


Orang tua memiliki peran sebagai orang yang membimbing dan mendidik anak ketika dia berada dirumah. Ketika berada disekolah anak akan dididik oleh guru. Ketika berada disekolah anak akan diajari dan dimotivasi bagaimana mendapat nilai bagus. Sedangkan ketika berada di rumah maka orang tua


selain mendidik dan membimbing mereka juga harus memotivasi anak agar tetap semangat untuk sekolah. Pendidikan karakter akan terbentuk didalam sebuah keluarga, cara mendidik orang tua akan berpengaruh kepada pola hidup dan cara berfikir anak.


Secara umum factor yang mempengaruhi kurangnya minat untuk bersekolah adalah karena masalah ekonomi keluarga yang kurang mampu. Namun disini peneliti bukan menekankan pada segi ekonomi keluarga, namun dari segi pendidikan, pengetahuan dan pengalaman orang tua tentang pendidikan dan sekolah, serta dorongan dari orang tua untuk mendukung anaknya untuk terus sekolah. Penelitian dilakukan di desa Ngingasrembyong karena jika diilihat dari segi pendidikan masyarakat desa Ngigasrembyong pada tahun 2015 yang tecatat sebagai sarjana ada 60 orang dari 3765 penduduk.


Ini membuktikan bahwa masyarakat kurang berminat untuk sekolah khususnya pada tingkat perguruan tinggi. Maka dari sini perlu dilakukan penelitian terkait tentang peran orang tua dalam memberikan motivasi sekolah pada remaja.

Posting Komentar untuk "Contoh Latar Belakang Karya Ilmiah"