Contoh Latar Belakang Laporan Penelitian Enceng Gondok
Contoh Latar Belakang Laporan Penelitian Enceng Gondok
Source : pastiguna.com
Berikut adalah Contoh Latar Belakang Laporan Penelitian
Industri tahu banyak terdapat di Indonesia. Lokasi industri tahu kebanyakan menyatu dengan pemukiman penduduk, sehingga muncul permasalahan dengan warga sekitar. Industri tahu menghasilkan limbah cair yang dapat mengakibatkan pencemaran terhadap lingkungan. Pencemaran akibat limbah cair tahu dapat berupa: oksigen terlarut rendah, air menjadi kotor, dan bau yang menyengat. Menurut Jenie (1995), limbah cair tahu mengandung zat organik yang dapat menyebabkan pesatnya pertumbuhan mikroba dalam air. Hal tersebut akan mengakibatkan kadar oksigen dalam air menurun tajam. Limbah cair tahu mengandung zat tersuspensi, sehingga mengakibatkan air menjadi kotor/keruh.
Bahan baku tahu adalah kedelai, asam cuka, dan air. Kandungan protein dalam kedelai dan asam cuka yang ditambahkan dalam proses pembuatan tahu akan menyebabkan limbah cair tahu mengeluarkan bau yang tidak diinginkan. Bau busuk pada limbah cair tahu disebabkan adanya pemecahan protein yang mengandung sulfur tinggi oleh mikroba alam. Nurtiyani (2000) menyebutkan beberapa dampak dari pencemaran yang diakibatkan oleh adanya industri tahu yaitu: berupa gangguan kehidupan biotik, gangguan kesehatan, gangguan keindahan, serta merusak benda.
Eceng gondok merupakan gulma di air karena pertumbuhannya yang begitu cepat. Karena pertumbuhan yang cepat, maka eceng gondok dapat menutupi permukaan air dan menimbulkan masalah pada lingkungan. Selain merugikan karena cepat menutupi permukaan air, eceng gondok ternyata juga bermanfaat karena mampu menyerap zat organik, anorganik serta logam berat lain yang merupakan bahan pencemar. Lumpur aktif juga dapat digunakan untuk mendegradasi zat organik yang terdapat dalam limbah cair tahu. Pada sistem ini, mikroorganisme akan menguraikan zat organik, sehingga kandungan zat organik dalam limbah cair tahu dapat dikurangi (Widajanti, 2007).
Industri tahu merupakan industri rumah tangga dengan modal kecil, sehingga untuk mengolah limbah biasanya pengusaha terbentur oleh biaya yang harus dikeluarkan (Nurtiyani, 2000). Biaya pengolahan limbah pada umumnya sangat besar, jadi tidak terjangkau oleh industri rumah tangga. Ditinjau dari permasalahan di atas, maka penelitian ini akan mencoba untuk mengolah limbah dari industri tahu dengan cara sederhana, murah, dan mudah. Pada penelitian ini, limbah dari industri tahu terutama limbah cairnya akan diolah dengan menggunakan eceng gondok dan lumpur aktif secara bersama-sama.
Penelitian mengenai pengolahan limbah cair tahu secara biologi telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Anif (1991) pernah meneliti mengenai karakteristik limbah cair tahu, identifikasi masalah, dan upaya penanganannya di kelurahan Mojosongo, Kotamadya daerah tingkat II Surakarta. Metode yang digunakan yaitu metode survei dan penelitian di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik limbah cair tahu di lokasi industri tahu bersifat sebagai pencemar yang ditunjukkan dengan timbulnya bau busuk dan pH rendah. Parameter yang lain seperti temperatur, TSS, NH3, NO3, SO4, dan BOD sebelum diolah tinggi dan mengalami penurunan setelah dilakukan pengolahan secara fisika dan biologi.
Penelitian dengan tujuan untuk mengetahui penurunan BOD, COD, PO4 dan NH3 dalam limbah cair tahu pernah dilakukan oleh Fahri (2002). Pada penelitian ini limbah cair tahu diolah dengan RBC lokal. Hasil penelitian menujukkan bahwa limbah cair tahu setelah dilakukan pengolahan, mengalami penurunan pada variasi waktu tinggal yang berbeda. Berdasarkan uji statistik penurunan terbesar terjadi pada variasi waktu tinggal 6 jam rerata penurunan BOD 89%, COD 89%, PO4 85%, dan NH3 25%.
Said dan Herlambang (2006) merancang sistem pengolahan limbah tahu dan tempe dengan proses biofilter anaerob dan aerob. Pengolahan limbah cair tahu dengan proses biofilter anaerob dan aerob, dapat menurunkan konsentrasi COD. Dari analisis kualitas air limbah tahu sebelum dan sesudah pengolahan, sistem tersebut dapat menurunkan konsentrasi BOD dari 585 mg/L menjadi 62 mg/L, COD turun dari 1252 mg /L menjadi 148 mg/L, dan padatan tersuspensi turun dari 429 mg/L menjadi 26 mg/L. Dengan kombinasi proses biofilter anaerob–aerob didapatkan efisiensi penurunan BOD 89,4%, COD 88,2% dan SS 94%.
Instalasi pengolahan limbah cair tahu; studi kasus pabrik tahu di Desa Tempelsari Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo juga pernah dirancang oleh Purnama (2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa IPAL tersebut dapat menurunkan BOD dari 1250 mg /L menjadi 129 mg/L, COD dari 3440 mg /L menjadi 240 mg/L, dan TSS dari 383 mg /L menjadi 36 mg/L. Limbah cair tahu setelah diolah sudah memenuhi standart baku mutu limbah cair tahu. Pelaksanaan pra-rancangan IPAL di pabrik tahu dimulai dengan mengetahui karakteristik limbahnya, menghitung debit air limbah yang dihasilkan, menentukan desain unit–unit pengolah limbah, menghitung dimensi unit pengolah limbah, dan menghitung anggarannya.
Posting Komentar untuk "Contoh Latar Belakang Laporan Penelitian Enceng Gondok"