Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kita Belum Jadi Apa-Apa

Kita Belum Jadi Apa-Apa

Source : komentarmu.com


Dio sedang jalan ngikutin Erwin dari belakang bahkan tak mempedulikan saat Erwin lagi ngoceh dan minta Dio untuk berhenti mengikutinya. Sampe akhirnya mereka akrab dan Erwin pengen nerima Dio sebagai temannya. Sehingga saat di sekolah ataupun pulang mereka selalu bareng-bareng. Dio selalu menemani Erwin jalan menuju rumahnya yang tak jauh dari terminal.

Erwin bilang kalo rumah Dio searah dengan terminal dan jalan bareng Dio lumayan tak membuat perjalanan berasa melelahkan walaupun cukup jauh. Hal itu terus berlanjut sampe pada suatu hari Erwin berasa curiga dengan Dio yang selalu tak mau saat Erwin hendak menemaninya nungguin angkutan. Saat Erwin harusnya pulang justru ia ngeliat Dio dari jauh dan benar aja semua keanehan terjawab sudah. Dio naik sebuah mobil pribadi mewah yang berhenti pas di terminal.

Erwin telah curiga sejak pertama kali Dio yang kayak anak orang kaya, kenapa harus naik angkutan umum. Tentu saja Erwin marah sama Dio yang berbohong padanya dan mereka bertengkar cukup hebat esok harinya. Saat itu ucapan Dio bikin Erwin sadar “Gue bukan mau nipu elo, tapi gue benaran mau sahabatan sama elo Win” ujar Dio. “Kenapa anak orang gedongan pengen main sama anak pemulung kaya gue” Dio mendaratkan pukulan tepat di wajah Erwin hingga dia jatuh tersungkur “Yang tajir itu orang tua gua, trus yang pemulung itu orang tua elo, bukan kita. Saat ini kita belum jadi apa-apa. Gue tulus pengen jadi sohib elo yang juga tulus sama gue, gak pernah manfaatin uang gua” Erwin akhirnya nangis terharu setelah denger sahabatnya yang selama ini rela bohong dan jalan jauh demi biar bisa bareng dia.

Gak boleh sombong, itu kira-kira pesan dari contoh cerpen diatas. Semoga contoh cerpen diatas dapat menginspirasi ya.

Posting Komentar untuk "Kita Belum Jadi Apa-Apa"