Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Struktur Cerpen

Struktur Cerpen

Source : gramedia.com


Saat akan membuat cerita pendek, termasuk pada karya yang bertema motivasi, penulis harus memahami strukturnya terlebih dahulu. Patokan dalam menulis cerpen ini harus dipahami agar penulis bisa menyusun kisah fiksi yang runtut, sehingga bisa diterima oleh pembaca dengan mudah.

Penulis bisa memahami setiap struktur cerpen terlebih dahulu untuk selanjutnya dikembangkan sesuai tema yang diangkat agar bisa berkesinambungan ketika dibaca. Berikut adalah ulasan terkait beberapa struktur cerita pendek yang wajib untuk dipahami saat akan menulis karya prosa tersebut.


1  Abstrak

Bagian pertama di dalam cerpen adalah abstrak yang sifatnya opsional, sehingga tidak semua bentuk karya sastra tersebut harus menyertakannya. Abstrak merupakan bagian dari cerpen yang memuat inti dari sebuah cerita atau ringkasan pendeknya.

Abstrak ini bisanya hanya terdiri dari beberapa kalimat saja untuk membuka cerpen atau sebagai pengantar saja. Bagian ini berguna untuk memudahkan pembaca untuk sedikit lebih memahami kisah yang dituliskan dalam cerpen, sebab sudah disampaikan ringkasan singkatnya.

Pada cerpen bertema motivasi, bagian abstrak ini berfungsi untuk menarik perhatian pembaca agar bisa memusatkan fokusnya ke dalam kisah yang disajikan. Abstrak akan membawa pembaca untuk berpikir luas, sehingga bisa menangkap kisah yang diangkat di dalam cerpen tersebut.

Teks cerpen boleh saja tidak mencantumkan bagian abstrak apabila diperkirakan tidak perlu untuk memberi ringkasan cerita. Bagian yang satu ini sifatnya tidak paten harus ada dalam penulisan cerpen, melainkan digunakan secara opsional sesuai dengan kehendak penulis.


2  Orientasi

Orientasi merupakan tahap pengenalan yang berkaitan dengan munculnya tokoh dan latar cerita. Bagian pengenalan tokoh berkaitan dengan peristiwa apa yang sedang dialami oleh tokoh utama. Pada tahapan pengenalan tokoh ini akan ditunjukkan bagaimana karakter dari pemeran utama tersebut.

Bagian lain dari orientasi adalah pengenalan latar waktu dan suasana atas peristiwa yang ada dalam cerpen. Fungsi dari latar dalam cerita pendek adalah untuk membuat suasana semakin hidup, sehingga pembaca bisa terhanyut di dalamnya.

Selanjutnya fungsi dari bagian orientasi adalah untuk menunjukkan watak tokoh, baik secara psikis maupun fisik. Orientasi merupakan bagian yang wajib ada di dalam cerpen, sebab merupakan struktur awal untuk membangun suasana.

Orientasi pada cerpen motivasi memuat hal yang sedang dialami oleh tokoh utamanya di awal cerita. Di samping itu, akan ditunjukkan pula bagaimana karakteristik dari tokoh tersebut. Bagian ini juga akan menunjukkan awal mula hal-hal yang memicu permasalahan bisa terjadi pada tokoh.


3  Komplikasi

Tahapan munculnya permasalahan dalam sebuah cerita pendek akan ditunjukkan pada bagian komplikasi. Bagian ini akan menunjukkan bagaimana sang tokoh utama di dalam cerpen akan menyikapi konflik yang dihadapi dalam kisah tersebut.

Komplikasi ini bermula dari mulai munculnya bibit permasalahan yang dialami oleh tokoh utama. Selanjutnya, akan terjadi peningkatan konflik akibat adanya permasalahan tersebut hingga mencapai titik puncak atau biasa dikenal dengan istilah klimaks.

Munculnya konflik pada cerpen motivasi bisa muncul dari pemikiran sang tokoh utama sendiri yang diperbesar dengan terlibatnya karakter lain. Konflik ini akan memunculkan gejolak di dalam batin sang tokoh utama yang digambarkan melalui latar suasana, sehingga bisa membuat pembaca merasa terbawa.

Ada pula konflik lainnya yang melibatkan secara langsung para tokoh di dalam cerpen. Pada konflik jenis ini biasanya akan dimunculkan tokoh penengah ketika permasalahan sudah mencapai titik klimaks. Peran dari tokoh penengah tersebut adalah untuk membantu meredam terjadinya konflik.


4  Evaluasi

Evaluasi merupakan struktur cerpen yang berfungsi untuk mengarahkan konflik kepada penyelesaian. Saat konflik sudah mencapai klimaks, penulis akan mulai mengarahkan alurnya menjadi peredaman suasana. Hal tersebut dilakukan dengan cara mulai menunjukkan jalan keluar atas konflik tersebut.

Pembaca bisa mulai menemukan tanda-tanda bahwa konflik akan segera menemui titik penyelesaian pada tahap evaluasi. Cara yang bisa dilakukan untuk mengupayakan solusi ini bisa dengan menghadirkan tokoh lain atau permainan karakter dari pemeran yang sebelumnya sudah ada.

Kehadiran tokoh lain sebagai penengah ini bisa dipilih oleh penulis apabila pemeran di dalam cerpen tersebut tidak terlalu banyak. Tokoh tritagonis ini akan berperan penting sebagai penengah apabila konflik yang diangkat merupakan perseteruan antara dua pihak.

Evaluasi konflik dengan memainkan karakter para pemeran di dalam cerpen bisa dilakukan dengan membawa alurnya untuk mendalami pemikiran dari tokoh utamanya. Pada tahap ini, penulis bisa memfokuskan tahapan evaluasi pada pemikiran tokoh utama yang mencari jalan keluar atas konflik tersebut.

Cerpen motivasi bisa menggunakan kedua cara evaluasi tersebut bergantung pada latar suasana yang dibangun oleh penulis. Tahapan evaluasi ini bisa dibuat hanya sebatas gambaran singkat berisi klue bahwa konflik akan segera menemukan titik penyelesaian.


5  Resolusi

Pada bagian resolusi ini konflik yang ada di dalam cerpen akan benar-benar menentukan titik penyelesaian. Konflik dalam cerpen akan terpecahkan secara keseluruhan, sehingga bisa menemukan titik penyelesaiannya.

Resolusi ini berisi pengungkapan fakta terkait permasalahan yang terjadi hingga pada solusi untuk menyelesaikannya. Semua permasalahan yang sudah dialami oleh tokoh di dalam cerpen tersebut akan segera berakhir karena solusinya sudah ditemukan.

Bagian ini merupakan tahapan yang cukup dramatis dalam cerpen setelah terjadinya konflik. Hal ini disebabkan karena para pembaca akan dimainkan sisi emosionalnya untuk menanggapi solusi atas konflik tersebut.

Pembaca akan terpengaruh dengan suasana yang dibuat ketika konflik tersebut dalam tahap pemecahan. Dalam pembuatannya sendiri, penulis harus mampu memberikan suasana tersebut, sehingga cerita yang disajikannya bisa mempengaruhi pembaca.


6  Koda

Akhir sebuah cerpen akan ditandai dengan bagian koda yang merupakan struktur terakhir dari karya sastra ini. Penulis cerpen bisa menyampaikan pesan moral dari kisah yang diangkat melalui tahap koda atau dalam istilah lain dikenal sebagai reorientasi.

Koda memberikan pembaca suguhan nilai-nilai pembelajaran yang bisa dipetik dari cerita pendek tersebut. Bagian koda ini bersifat opsional, sehingga tidak selalu harus dicantumkan di dalam cerita pendek. Koda dalam cerpen bisa dibuat sesuai dengan struktur ending yang diinginkan oleh penulis.

Apabila penulis menghendaki ending yang menggantung, maka koda ini tidak perlu dicantumkan. Namun, apabila penulis ingin pembaca merasa sudah menyelesaikan seluruh bagian cerpen tanpa rasa penasaran lagi, maka bagian koda ini diperlukan.

Posting Komentar untuk "Struktur Cerpen"